Pengelola Nama Domain Internet Indonesia (PANDI) menarget tahun depan domain lokal .id semakin populer digunakan dan menjadi yang terbanyak penggunannya di kawasan Asia Tenggara. Untuk mewujudkan hal itu, lembaga ini menggandeng 12 perusahaan penyedia domain (registrar) sebagai cara mempopulerkannya.
Dalam setahun terakhir, jumlah domain .id meningkat sebesar 30 ribu atau lebih dari 52 persen. Meski melonjak signifikan, Ketua Umum PANDI, Andi Budimansyah menyatakan alamat domain khas Indonesia itu belum sebanyak .sg dari Singapura atau .my asal Malaysia. "Target kami akhir tahun ini .sg terlampaui, dan setahun kemudian .id sudah menjadi domain terbanyak Asia Tenggara," ujar Andi dalam pernyataan pers yang diterima merdeka.com, Selasa (14/8).
PANDI adalah organisasi nirlaba bentukan komunitas Internet dan Pemerintah enam tahun lalu. Sejak dua bulan lalu, lembaga ini telah membuka pendaftaran registrar yang berminat membantu pengguna dunia maya mengalihkan pendaftaran nama domain mereka sebelumnya menjadi .id.
Sistem baru ini dinamakan Shared Registry System (SRS). Sebelumnya, domain .id dikelola melalui satu pintu sehingga kurang maksimal popularitasnya di kalangan pengguna Internet.
Andi mengaku ada 21 registrar ikut serta menjadi rekanan PANDI. Sejauh ini 12 perusahan terpilih, di antaranya Rumahweb dari Yogyakarta dan Jetcom Netindo asal Jakarta. "(Registrar terpilih) berdasarkan konsep pemasaran untuk meningkatkan penggunaan domain .id di Indonesia," kata dia.
Rekanan PANDI bakal mulai aktif memasarkan domain .id pada 24 September mendatang. Bersamaan dengan proses ini PANDI sekaligus merilis domain biz.id dan my.id.
Domain biz.id ditujukan untuk perusakaan skala mikro, kecil dan menengah, sedangkan my.id ditujukan untuk pengguna personal. Domain biz.id hanya membutuhkan persyaratan KTP dan NPWP pribadi, sedangkan my.id hanya perlu melampirkan salinan KTP.
0 komentar:
Post a Comment