Tidak ada gading yang tak retak, mungkin pepatah itulah yang dapat disematkan kepada Facebook. American Federal Trade Commision juga memberikan kritik tajam terhadap situs jejaring sosial nomer satu ini.
Walaupun masih banyak cacat dan lubang di sana sini, Zuckerberg bersama stafnya terus berusaha semaksimal mungkin untuk membuat segalanya menjadi sempurna. Pernyataan Zuckerberg tersebut muncul setelah Federal Trade Commission (FTC) menuduh Facebook telah mempublikasikan informasi penggunanya secara bebas. Menurut En.Wikipedia.org, FTC adalah satu badan independent milik pemerintah Amerika Serikat yang bekerja mengurusi semua masalah konsumen, seperti YLKI di Indonesia.
Untuk menanggapi segala kritik dan komplain atau keluhan, maka Facebook telah melakukan satu langkah besar dengan menawarkan saham perusahaan ini ke publik. Diharapkan, Facebook akan mendapatkan nilai tertinggi sebesar USD 100 miliar ketika sudah dipasarkan ke dalam bursa.
Oleh karenanya, dalam membuat atau menciptakan satu fitur baru, Facebook harus mendapatkan persetujuan dari banyak pihak sebelum meluncurkan fitur barunya tersebut. Memang sedikit merepotkan, namun di sisi lain, hal tersebut dapat menjadikan satu hal yang sangat efektif dalam menjaga semua informasi penggunanya.
Tidak hanya persetujuan saja, Facebook juga harus melampirkan data audit setiap dua tahun sekali, menonaktifkan semua account yang lama tak terpakai, dan membuat sekuritas di Facebook lebih mudah untuk dipahami dan dioperasikan.
Menurut yang dilaporkan oleh Telegraph.co.uk, walaupun pada awal penciptaan Facebook Zuckerberg telah memahami dan menangkap sisi mana yang harus diprioritaskan dan membuat berbagai fasilitas untuk memberikan keamanan untuk segala informasi penggunanya, namun tetap saja muncul kesalahan di sisi sekuritas situs besutannya tersebut. Contohnya, mempublikasikan kebiasaan jelek seseorang atau hal-hal lainnya.
Zuckerberg mengatakan, "Saat pertama kali membuat situs ini (Facebook), saya tidak mengenal hampir semua pemilik account Facebook yang telah mendaftar secara online. Banyak orang yang merasa takut untuk menyimpan data pribadi mereka di internet atau situs jejaring sosial baru. Namun, saya mengatakan bahwa semuanya akan aman apabila pengguna Facebook dapat mengatur accountnya tersebut secara benar. Kuncinya adalah pengaturan yang benar."
Sampai saat ini, Zuckerberg bersama Facebooknya berhasil membuat banyak penggunanya percaya dan nyaman untuk 'menitipkan' segala sesuatu yang bersifat personal di Facebook. "Facebook adalah satu jejaring sosial yang dapat dibilang sebagai pencetak sejarah baru, karena situs ini berfungsi sebagai tempat penyimpanan informasi seputar diri sendiri dan pemilik account dapat mengatur siapa saja yang berhak melihat informasi tersebut."
Dalam tulisannya di blog Facebook, Zuckerberg menyatakan bahwa masih banyak penggunanya yang masih bertanya-tanya dan banyak pula yang berpikiran skeptik mengenai sisi sekuritas dari Facebook. "Walaupun kita dapat mengatakan sistem sekuritas kita adalah yang terbaik, namun, hal tersebut sangat wajar dan merupakan hak pengguna untuk bertanya sejauh mana sekuritas Facebook dalam menjaga informasi penggunanya," lanjutnya.
Zuckerberg juga mengatakan bahwa telah terjadi nota kesepakatan antara Facebook dan FTC mengenai pelayanan konsumen. Oleh karenanya, Facebook berkomitmen untuk tetap membuat sisi sekuritasnya lebih baik dari waktu ke waktu. Facebook juga berencana membuat tool yang dapat berfungsi sebagai pengontrol segala hal yang menyangkut informasi pribadi pengguna Facebook.
Untuk lebih serius dalam merealisasikan hal tersebut, Facebook juga telah membentuk satu divisi khusus yang bertugas dalam hal sekuritas account. Divisi tersebut diisi oleh orang-orang yang mempunyai kredibilitas di bidangnya seperti Erin Egan yang mengurusi Policy dan Michael Richter yang selama ini menjabat sebagai Chief Privacy Counsel dialih tugaskan menjadi seseorang yang mengurusi masalah produksi di divisi tersebut.
Kebijakan yang diterapkan oleh FTC ini diberlakukan untuk mencegah Facebook membuat fitur baru secara terus menerus dengan mengorbankan sisi konsumen mereka. Seperti yang ditulis oleh Forbes.com, Pimpinan FTC Jon Leibowitz mengatakan, “Pernyataaan ini bukan berarti mengharuskan Facebook untuk berhenti berinovasi, namun selain berinovasi, Facebook juga harus concern terhadap sisi sekuritas privasi penggunanya."
Walaupun masih banyak cacat dan lubang di sana sini, Zuckerberg bersama stafnya terus berusaha semaksimal mungkin untuk membuat segalanya menjadi sempurna. Pernyataan Zuckerberg tersebut muncul setelah Federal Trade Commission (FTC) menuduh Facebook telah mempublikasikan informasi penggunanya secara bebas. Menurut En.Wikipedia.org, FTC adalah satu badan independent milik pemerintah Amerika Serikat yang bekerja mengurusi semua masalah konsumen, seperti YLKI di Indonesia.
Untuk menanggapi segala kritik dan komplain atau keluhan, maka Facebook telah melakukan satu langkah besar dengan menawarkan saham perusahaan ini ke publik. Diharapkan, Facebook akan mendapatkan nilai tertinggi sebesar USD 100 miliar ketika sudah dipasarkan ke dalam bursa.
Oleh karenanya, dalam membuat atau menciptakan satu fitur baru, Facebook harus mendapatkan persetujuan dari banyak pihak sebelum meluncurkan fitur barunya tersebut. Memang sedikit merepotkan, namun di sisi lain, hal tersebut dapat menjadikan satu hal yang sangat efektif dalam menjaga semua informasi penggunanya.
Tidak hanya persetujuan saja, Facebook juga harus melampirkan data audit setiap dua tahun sekali, menonaktifkan semua account yang lama tak terpakai, dan membuat sekuritas di Facebook lebih mudah untuk dipahami dan dioperasikan.
Menurut yang dilaporkan oleh Telegraph.co.uk, walaupun pada awal penciptaan Facebook Zuckerberg telah memahami dan menangkap sisi mana yang harus diprioritaskan dan membuat berbagai fasilitas untuk memberikan keamanan untuk segala informasi penggunanya, namun tetap saja muncul kesalahan di sisi sekuritas situs besutannya tersebut. Contohnya, mempublikasikan kebiasaan jelek seseorang atau hal-hal lainnya.
Zuckerberg mengatakan, "Saat pertama kali membuat situs ini (Facebook), saya tidak mengenal hampir semua pemilik account Facebook yang telah mendaftar secara online. Banyak orang yang merasa takut untuk menyimpan data pribadi mereka di internet atau situs jejaring sosial baru. Namun, saya mengatakan bahwa semuanya akan aman apabila pengguna Facebook dapat mengatur accountnya tersebut secara benar. Kuncinya adalah pengaturan yang benar."
Sampai saat ini, Zuckerberg bersama Facebooknya berhasil membuat banyak penggunanya percaya dan nyaman untuk 'menitipkan' segala sesuatu yang bersifat personal di Facebook. "Facebook adalah satu jejaring sosial yang dapat dibilang sebagai pencetak sejarah baru, karena situs ini berfungsi sebagai tempat penyimpanan informasi seputar diri sendiri dan pemilik account dapat mengatur siapa saja yang berhak melihat informasi tersebut."
Dalam tulisannya di blog Facebook, Zuckerberg menyatakan bahwa masih banyak penggunanya yang masih bertanya-tanya dan banyak pula yang berpikiran skeptik mengenai sisi sekuritas dari Facebook. "Walaupun kita dapat mengatakan sistem sekuritas kita adalah yang terbaik, namun, hal tersebut sangat wajar dan merupakan hak pengguna untuk bertanya sejauh mana sekuritas Facebook dalam menjaga informasi penggunanya," lanjutnya.
Zuckerberg juga mengatakan bahwa telah terjadi nota kesepakatan antara Facebook dan FTC mengenai pelayanan konsumen. Oleh karenanya, Facebook berkomitmen untuk tetap membuat sisi sekuritasnya lebih baik dari waktu ke waktu. Facebook juga berencana membuat tool yang dapat berfungsi sebagai pengontrol segala hal yang menyangkut informasi pribadi pengguna Facebook.
Untuk lebih serius dalam merealisasikan hal tersebut, Facebook juga telah membentuk satu divisi khusus yang bertugas dalam hal sekuritas account. Divisi tersebut diisi oleh orang-orang yang mempunyai kredibilitas di bidangnya seperti Erin Egan yang mengurusi Policy dan Michael Richter yang selama ini menjabat sebagai Chief Privacy Counsel dialih tugaskan menjadi seseorang yang mengurusi masalah produksi di divisi tersebut.
Kebijakan yang diterapkan oleh FTC ini diberlakukan untuk mencegah Facebook membuat fitur baru secara terus menerus dengan mengorbankan sisi konsumen mereka. Seperti yang ditulis oleh Forbes.com, Pimpinan FTC Jon Leibowitz mengatakan, “Pernyataaan ini bukan berarti mengharuskan Facebook untuk berhenti berinovasi, namun selain berinovasi, Facebook juga harus concern terhadap sisi sekuritas privasi penggunanya."
Memang menjadi satu hal yang dilematis, satu sisi harus terus mengembangkan fitur dan teknologi baru agar tidak kalah bersaing dengan situs jejaring sosial lain, di lain sisi harus terus di pantau oleh badan yang lebih berkuasa dan tidak boleh sembarangan menciptakan fitur-fitur baru yang dikhawatirkan dapat mencederai sisi privasi konsumen.
0 komentar:
Post a Comment